Eks Positif Covid-19 di Purwakarta Tebar Optimisme

Profil
Komunitas Eks Pasien Covid-19 di Purwakarta, Jawa Barat, tebar semangat dan optimisme terhadap pasien aktif terinfeksi Covid-19 untuk sembuh.

PURWAKARTA, riksa.id

Eks pasien positif terinfeksi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, membentuk satu komunitas. Komunitas eks positif Covid-19 hadir untuk menebar semangat dan optimisme kepada masyarakat Purwakarta, khususnya mereka yang saat ini tengah aktif menjalani isolasi dan pengobatan Covid-19.

Komunitas ini hadir sebagai bukti bahwa pasien yang terinfeksi Covid-19 bisa sembuh dan beraktifitas lagi seperti sedia kala. Mereka bahkan menjadi bagian dari upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Purwakarta.

Komunitas eks positif Covid-19 ini dipimpin Ade Supyani. Di dalam komunitas terdapat 125 orang pasien konfirmasi positif Covid-19 yang sudah dinyatakan sembuh dan keluar dari tempat isolasi di RS Abdul Radzak, Rumah Sakit Bayu Asih, Rumah Isolasi Maracang dan wisma isolasi Hotel Aruni.

Komunitas ini menjadi wadah wadah sesama pasien positif Covid-19 yang sudah sembuh, untuk tetap bisa menjalin tali silaturahmi.

“Awal mula tercetusnya ide pembentukan komunitas ini, berawal dari pertemuan sesama pasien positif. Dari pertemuan itulah rupanya mereka yang sudah akrab satu sama lain seolah-olah enggan berpisah dan muncul sebuah ide untuk membentuk sebuah wadah. Sekarang saja tercatat sudah ada sekitar 125 orang yang bergabung dengan perkumpulan ini,” ujar Ketua Komunitas Eks Pasien Covid-19 Purwakarta, Ade Supyani, Senin (16/11/2020).

Ade baru beberapa waktu lalu dinyatakan sembuh dari Covid-19. Dia berharap, komunitas ini menjadi ajang edukasi kepada masyarakat luas terkait pemahaman tentang apa yang harus dilakukan, apabila berhadapan dengan penderita dan keluarga penderita Covid-19. Termasuk, bagaimana cara menghindari infeksi Covid-19 terhadap diri sendiri.

“Jangan sampai, saat dinyatakan positif Covid-19, malah dikucilkan oleh warga setempat, aktivitas sosial yang biasanya dilakukan otomatis dihentikan, seperti yang dialami oleh Bujang Sahmudar (47) warga Kampung Sukarata, Kelurahan Cipaisan misalnya, dia harus menutup warung tempat usahanya untuk menjalani tes swab dan sebagainya,” kata Ade.

Selain itu, pasien dan keluarganya harus tetap memenuhi kebutuhan hidup. Bisa dibayangkan, keluarga tetap berketergantungan terhadap usaha itu untuk menyambung hidup.

Selama menjalani karantina dalam waktu 14 hari saja bisa terbayang, selama itu mereka tak dapat berbuat apa-apa. Hanya bisa mengelus dada meratapi nasib keluarga dan si penderita Covid-19.

“Apakah ada yang memikirkan mereka sekeluarga, bagaimana caranya keluarga mereka dapat bertahan hidup, sementara itu keluarga mereka dikucilkan oleh warga sekitar, pantaskah hal ini dilakukan oleh masyarakat luas,” ucap Ade.

Ia berharap semua pihak dapat merenung dari kejadian seperti ini. Dirinya juga mengajak masyarakat untuk lebih membuka mata hati, cobalah bermain rasa, andaikata yang terjadi itu adalah diri sendiri bahkan keluarga terdekat.

“Bagaimana infeksi ini menyerang anda dan keluarga, sedihkah atau senangkah apabila dikucilkan oleh orang banyak?” ujar dia.

Yang harus dilakukan jika dinyatakan positif Covid-19,
pertama adalah jangan sampai stres, makan yang bergizi tinggi, perbanyak konsumsi vitamin guna memperkuat imunitas tubuh.

“Jangan lupa lakukan kegiatan olahraga dan mesti happy, berkonsultasilah dengan dokter atau tenaga kesehatan. Lalu, selalu berpola hidup bersih dan sehat. Jika gak mau terinfeksi, ikuti anjuran pemerintah seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun (3M),” kata Ade.

Data dari Gugus Tugas Percepatan Penangangan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, hingga akhir pekan kemarin, dari 925 warga Purwakarta yang terkonfirmasi positif Covid-19, 563 orang sembuh dan 41 meninggal dunia. Sementara, untuk pasien positif aktif isolasi dan pengobatan jumlahnya mencapai 321 orang.

“Tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan dan panduan adaptasi kebiasaan baru (AKB) berkenaan dengan perubahan perilaku seperti 3M. Bantu kami memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Yuk sama-sama, kita pasti bisa,” ujar Juru Bicara GTPP Covid-19 Purwakarta dr Deni Darmawan.(dez)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *